YOGYA (KR)-PSIM Yogya sduah mulai menghitung jum;ah tanggungan yang harus dibayar, terutam tiga kali bonus kemenangan untuk para pemainnya sekitar Rp 180 juta. Manajemen pun siap memenuhi tanggungan ini, dengan mengoptimalkan penggalangan dana. Disamping itu, Manajemen juga mulai menghitung estimasi kebutuhan dana yang dibutuhkan "Laskar Mataram' hingga selesainya kompetisi.
Direktur Marketing PT PSIM Jogja, Iriantoko Cahyo Dumadi saat dihubungi KR, Jum'at (9/3) kemarin mengatakan, manajemen telah menghitung jumlah tanggungan yang harus dibayar dalam pertemuan di Rumah Dinas Walikota Yogya, Kamis (8/3) malam. Pertemuan ini dipimpin langsung oleh Walikota Yogya, Haryadi Suyuti.
"Sebenarnya tanggungan PSIM hingga saat ini belum begitu besar. Jumlahnya baru sekitar Rp 180 juta. Untuk mengelola klub profesional jumlah ini bisa dibilang tidak begitu besar, dan manajemen siap memenuhinya. Kita hanya butuh waktu dan manajemen terus akan mencari jalan untuk memenuhi kebutuhan PSIM, di luar yang sudah ditanggung PT Nirwana Persada Indonesia (NPI)," jelasnya.
Diakui Iriantoko, hingga kini joint venture PT PSIM Jogja dengan PT NPI memang belum dituangkan dalam MoU. Sehingga ada beberapa hal yang berbeda dalam pemahamannya. Namun setelah dilakukan komunikasi kini sudah semakin jelas. "Yang jelas PT NPI ini sifatnya hanya membantu, terutama mananggung gaji pemain. Sedang kebutuhan lainnya harus diupayakan manajemen," terangnya.
Pada awalnya, lanjut Iriantoko, PT NPI juga membantu untuk pembayaran bonus pemain. Saat melakoni laga tandang ke PSGL Gayo Lues pun PT NPI banyak membantu pendanaan. "Karena sifatnya membantu, kami memang tidak bisa membebankan semuanya ke PT NPI. Namun kami masih akan melakukan negosiasi dengan PT NPI untuk membantu kebutuhan di luar gaji pemain. Karena jumlahnya cukup besar," ujarnya.
Hal senada diungkapkan Direktur Media PT PSIM Jogja Ajiek Tarmidzi SH, yang membantah terjadinya perpecahan di tubuh manajemen. "Kami terus melakukan pertemuan dan konsolidasi dan tidak ada masalah diantara kami. Manajemen tetap solid. Sekarang kami tengah berusaha bersama-sama untuk mencari solusi guna menyelesaikan tanggung jawab manajemen, terutama bonus pemain termasuk kelangsungan PSIM dalam menyelesaikan kompetisi," tandasnya.
Soal keterlambatan pembayaran bonus, menurut Ajiek untuk kondisi saat ini adalah hal yang wajar dan tidak perlu mengganggu konsentrasi tim dalam mengikuti kompetisi. Hampir semua klub di Indonesia saat ini menghadapi masalah yang sama. Bahkan di sejumlah klub lainnya, banyak yang belum bisa menggaji pemain hingga berbulan-bulan. (Jan)-o - krjogja
Comments :
Posting Komentar