JOGJA—Sembilan kali memasukkan, lima kali kebobolan dari enam laga di putaran pertama Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2011/2012 yang telah dilalui PSIM tentu bukanlah rekor yang cukup baik.
Apalagi kegagalan menerapkan clean sheet dalam empat kali laga home menjadi catatan tersendiri bagi arsitek Laskar Mataram, Hanafing.
Berdasarkan rapor penampilan pemain yang dimiliki pelatih berlisensi A AFC yang diterima Harian Jogja, menunjukkan dari semua lini yang ada, hanya lini tengah yang menunjukkan konsistensi permainan dan mengalami tren kenaikan.
Di barisan pemain yang lebih didominasi pemain gelandang dan sayap itu level penampilan rata-rata mencapai lebih dari 50%. Apalagi, donasi sembilan gol yang telah dibukukan Nova Zaenal dan kawan-kawan, empat di antaranya dicetak dari pemain di lini tengah.
Adapun empat gol tersebut disumbang Nova Zaenal dengan satu gol, Lorenzo Rimkus dua gol dan Eko Kancil satu gol. “Ini menunjukkan jika lini tengah kami cukup mendominasi. Dan persentase penampilan mereka juga cukup bagus karena selain Linker yang telah menyumbang lima gol, empat gol lain disumbang pemain di lini tengah,” kata Hanafing, kepada Harian Jogja, Kamis (16/2).
Sayang kesuksesan variasi serangan dan penampilan lini tengah, diakui mantan pelatih PSIS Semarang dan PSM Makassar itu tidak dibarengi dengan level yang dimiliki lini depan dan belakang.
Hingga pertandingan melawan PS Bengkulu, kendati telah mencapai level 50% , rekor clean sheet masih belum bisa diterapkan. Karenanya, mantan pemain Niac Mitra itu harus melakukan perubahan dan pembenahan, jelang laga melawan Persip Pekalongan, di Stadion Kraton, Pekalongan, Kamis (1/3) mendatang.
“Masih harus ada pembenahan sedikit di lini belakang. Ini yang harus jadi pekerjaan bagi saya ke depan,” tambah Hanafing. Selain pembenahan di lini belakang, pembenahan yang wajib segera diatasi adalah mengatasi tumpulnya lini depan. Striker asal Belanda yang selama ini telah menunjukkan penampilan di level paling tinggi, Emile Linkers jelas absen menyusul akumulasi kartu. Sementara enam striker lokal yang ada, jika mengacu pada level penampilan tidak ada yang mencapai 30%.
“Selama ini lini depan baru berkontribusi sebanyak 40 persen. Itu pun yang kerja satu orang, yakni Linkers. Untuk pemain lokal yang ada, masih jauh dari harapan. Kami sendiri tidak ada pilihan selain memaksimalkan yang ada dan melakukan beberapa strategi untuk bisa mencetak gol,” harap Hanafing. (JIBI/Harian Jogja/Jumali)
Comments :
Posting Komentar