Rivalitas Tiga Klub Satu Grup Asal Yogyakarta

TRIBUNJOGJA.COM - Keputusan PT Liga Indonesia menjadikan PSIM, PSS Sleman dan Persiba masuk di grup yang sama mendapat reaksi beragam dari pengurus klub. Apalagi riwayat suporter PSS dan PSIM yang sering terjadi gesekan.

Keputusan PT Liga Indonesia menjadikan PSIM, PSS Sleman dan Persiba masuk di grup yang sama mendapat reaksi beragam dari pengurus klub masing-masing. Secara garis besar, PSIM dan Persiba satu kata untuk menerima keputusan bergabung dalam satu grup.

Namun hal berbeda ditunjukkan PSS yang nampaknya belum benar-benar menerima 100 persen keputusan ini. Bahkan, mereka berencana untuk keluar dari segitiga DIY dan bertukar tempat dengan klub lain. Sementara ini, Persires Kuningan menjadi klub yang akan coba dikomunikasikan untuk bertukar tempat.

"Terlalu berisiko kalau satu grup dengan Persiba dan PSIM, terutama dari sisi keamanan karena masih adanya gesekan antar suporter, secepatnya akan kita diskusikan untuk menyelesaikan masalah ini," kata Direktur Teknis PSS, Arif Juliwibowo.

Sementara bagi Agung Damar Kusumandaru selaku manajer PSIM, bergabungnya tim dengan PSS dan Persiba justru menjadi targetnya musim ini. Hal ini demi memangkas biaya tim karena jarak keduanya tidak terlalu jauh dan di wilayah satu provinsi.

"Tidak masalah kalau satu grup denan Persiba dan PSS, yang sedikit kami khawatirkan adalah bergabung ke grup Jawa Timur karena pembiayaan akan lebih besar, beda kalau kita masuk grup Jawa Tengah," kata Agung.

Tak berbeda dengan pandangan Agung, Asisten Manajer Persiba, Endro Sulastomo juga menganggap bahwa satu grup dengan tim Jawa Timur justru menjadi masalah dibanding harus bertemu dengan PSIM maupun PSS. Pasalnya, pembiayaan tim akan lebih banyak.

"Kita coba komunikasikan dengan pengurus lainnya, untuk menutup kebutuhan biaya tandang nanti, juga kita harapkan dukungan semua pihak utamanya suporter," kata Endro.

Sedangkan kelompok suporter tiga klub satu suara memandang perlunya adanya pertemuan antar-suporter. Hal ini demi upaya koordinasi antar-suporter menyusul bergabungnya ketiga klub DIY ini dalam satu grup yang sama yaitu grup 4.

Pasalnya, akhir-akhir ini terjadi sedikit gesekan antar beberapa kelompok suporter tiga klub tersebut. Maka dari itu, perlu adanya pertemuan untuk menyamakan suara dan komitmen ikut menjaga kondusifitas keamanan agar tak saling merugikan satu sama lain.

Brajamusti selaku perwakilan kelompok suporter PSIM memandang bahwa pertemuan antar kelompok suporter tim masing-masing ini perlu dilakukan.
"Selain suporter juga harus diundang para pihak terkait, utamanya pihak kepolisian," kata Presiden Brajamusti, Rahmad Kurniawan.

Senada, Paserbumi yang mewakili kelompok suporter Persiba memandang pertemuan tiga klub DIY ini bukan menjadi masalah berarti. "Hubungan kita cukup baik dengan PSIM dan PSS, jadi untuk pertemuan ini saya sangat mendukung," kata Lurah Paserbumi, Rumawan.

Slemania sebagai salah satu wadah suporter PSS akan segera mengirim surat resmi kepada Ketua Umum KONI DIY, GBPH Prabukusumo. Tujuannya, untuk difasilitasi melakukan audiensi dalam rangka pertemuan semua kelompok suporter DIY.

Sejatinya, rencana pertemuan semua kelompok suporter DIY ini sudah digagas Slemania. "Sebelumnya kita sempat ingin melakukannya, semoga dengan momen satu grup ini pertemuan ini benar-benar terlaksana dan menjadi era baru suporter DIY yang kompak," kata Ketua Slemania, Lilik Yulianto. (*)

Related Posts by Categories



Comments :

0 komentar to “Rivalitas Tiga Klub Satu Grup Asal Yogyakarta”

Posting Komentar