Inilah sepenggal kalimat yang selalu diserukan para pemain ke dua belas PSIM, suporter Laskar Mataram. Kalimat inilah yang selalu membahana baik di Stadion Mandala Krida sebagai kandang Laskar Mataram, maupun di luar kandang saat PSIM berlaga.
Siapa lagi yang biasa mengucapkan kalimat penyemangat itu, kalau bukan Brajamusti. Kehadiran mereka bak setetes air saat PSIM berada dalam kondisi kering kemenangan.
Rabu (15/2), genap sembilan tahun Brajamusti menemani PSIM. Rasa haru dan bangga menyelimuti anggota Brajamusti. Bangga karena berkat perjuangan mereka, Brajamusti tetap menjadi penerus dan pendukung PSIM warisane simbah.
Terharu karena perjalanan mereka tak terasa telah sembilan tahun bersama dengan warga Kota Jogja dan mendukung tim kesayangannya. Saat ini seluruh pemain, ofisial, manajemen PSIM kian merasakan pentingnya kehadiran Brajamusti bagi mereka. Loyalitas tanpa batas yang ditunjukkan Brajamusti tidak perlu diragukan lagi.
Ini menjadi nilai plus tersendiri bagi PSIM selama mengarungi kompetisi. Bahkan, terkadang wujud totalitas dukungan membuat iri sejumlah suporter lain. Dengan atribut biru, Brajamusti mampu membakar semangat PSIM disaat sedang mengalami posisi yang sulit.
“Bersatu dalam Keragaman dan Perbedaan Bersama Mendukung PSIM,” menjadi salah satu semboyan yang dipegang Brajamusti selama ini. Mereka tidak peduli dikatakan sebagai pribadi yang tidak waras, karena membela PSIM mati-matian. Mereka berjuang ikhlas tanpa pamrih. Hanya ada satu yang ingin mereka perlihatkan, kecintaan mereka terhadap Laskar Mataram.
“Sampai kapan pun kami tetap akan mendukung PSIM. Sudah saatnya di usia sembilan tahun ini menjadi momentum bagi Brajamusti menjadi suporter yang santun, dewasa, cerdas dan memberikan dukungan baik di dalam dan di luar lapangan. Selain itu, di usia sembilan tahun ini, kami berharap agar semua anggota Brajamusti bertanggung jawab dalam hal positif untuk tetap menjaga nama baik Brajamusti,” harap Presiden Brajamusti, Eko Satryo Pringgodani, kepada Harian Jogja, Rabu (15/2). (JIBI/Harian Jogja/Jumali)
Comments :
Posting Komentar