JOGJA—PSIM membawa pulang satu poin dalam kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2011/2012 di bumi Serambi Mekah, Nangroe Aceh Darusalam.
Poin perdana di luar kandang itu didapatkan kala dijamu PSGL Gayo Luwes di Stadion Seribu Bukit, Blengkejeren, Kamis (12/1) sore.
Laskar Mataram ditahan tanpa gol oleh tuan rumah. Sejak menit pertama, PSIM langsung tampil menggebrak. Meski bermain di kandang lawan, Hanafing langsung menurunkan skuat intinya dan menerapkan pola permainan impresif dan menyerang.
Sayang meski sempat mengusai pertandingan dan menciptakan banyak peluang melalui Lorenzo Rimkus dan Emile Linkers di 45 menit babak pertama ternyata tidak mampu membuat PSIM mencetak gol.
Di babak kedua, Hanafing pun merombak susunan pemain. Andri Wirawan masuk menggantikan Abda Ali, Reinhard diganti Radical Idealis dan Dean Fauzi ditarik diganti Topas Pamungkas namun belum juga memberikan banyak kontribusi gol ke gawang PSGL. Hingga akhir babak kedua kedudukan tetap kacamata.
Bagi PSIM ini adalah hasil imbang kali kedua bagi Laskar Mataram di tiga pertandingan terakhir. Raihan hasil imbang sempat dibukukan Nova Zaenal dan kawan-kawan kala menjamu Persita Tangerang di laga pembuka kompetisi kasta kedua di bawah PT Liga Indonesia itu. Tak hanya itu, torehan satu poin di laga kali ini sekaligus menempatkan posisi PSIM di runner up klasemen dengan total poin lima, di bawah sang Capolista, Persebaya Surabaya yang telah mengumpulkan enam poin.
Direktur Utama PT PSIM, Yoyok Setyawan mengatakan meski gagal memetik tiga poin atas Skuat Macan Leuser, torehan satu poin di laga tandang kali ini perlu disyukuri. Fisik yang lemah setelah menempuh perjalanan lebih dari 12 jam membuat permainan tim besutan Hanafing ini tidak banyak berkembang.
“Hasil ini perlu disyukuri. Dan hasil ini bisa jadi bekal sebelum kami menghadapi Persebaya di kandang nantinya. Secara keseluruhan permainan anak-anak sebenarnya berkembang. Namun, fisik mereka terlihat melemah. Bagaimanapun perjalanan yang panjang dengan rute yang berkelok-kelok memang sangat memengaruhi fisik mereka,” kata Yoyok yang dihubungi Harian Jogja seusai laga.
Mantan GM PSIM 2005 itu mengakui keberadaan dua legiun asing yang baru bergabung dengan PSGL, yakni Felix Ndukwe dan Toure memang sempat menghidupkan irama permainan anak asuh Kustiono. Meski begitu, berkat pengawalan ketat dan koordinasi yang maksimal antar lini dari pemain, jala PSIM yang dijaga Agung Prasetyo pun tidak mampu dijebol.
“Saya cukup salut dengan perjuangan anak-anak. Hasil ini kami rasa sudah cukup,” ucapnya.(Harian Jogja/Jumali)
Comments :
Posting Komentar