SOLO–Keinginan PSIM Jogja untuk lolos ke Indonesia Super League (ISL) musim depan belum bisa terwujud. Dalam pertandingan semifinal Divisi Utama di Stadion Manahan Solo, PSIM kalah 1-0, dari Persita Tangerang.
Striker Persita Leo Veron memupus keinginan PSIM untuk lolos ke kasta tertinggi kompetisi sepak bola di menit-31. Meski kalah PSIM masih berpeluang untuk lolos ke ISL. Jika ingin berlaga di ISL tanpa harus melalui playoff, Nova Zaenal dkk mutlak harus memenangkan pertandingan Persepam Pamekasan yang di babak semifinal dikalahkan oleh Barito Putera dengan skor 0-2, pada Minggu (8/7).
Asisten pelatih PSIM Maman Durahman mengakui pemain Persita memang tampil lebih baik dari PSIM. Namun, ia tidak memungkiri, cedera pemain memang benar-benar menjadi kendala pihaknya untuk memaksimalkan beberapa pemain pilarnya. ”Bayangkan, tiga pemain asing kami, semuanya dalam keadaan cedera,” ujarnya.
Adapun pelatih Persita Tangerang Elly Idris mengatakan, untuk menghadapi Barito di final, kemungkinan ia tetap akan memaksakan striker gaek asal Cile Christian Carrasco. ”Memang, dia [Carrasco] masih cedera dalam pertandingan tadi. Bahkan nanti di final pun kami tetap akan sedikit memaksa untuk memainkannya,” ujarnya.
Menurutnya, babak final Divisi Utama Liga Indonesia tahun ini benar-benar mengacu pada pertandingan babak penyisihan. Baik timnya maupun Barito, saat babak penyisihan memang tampil dengan menjadi juara di masing-masing grupnya.”Dan kini, kami bertemu di final. Ini menjadi final ideal,” pungkasnya.
Di sisi lain, sebanyak 600 orang suporter PSIM, yang berasal dari kelompok The Maident harus gigit jari seusai dipulangkan oleh petugas kemanan yang merupakan gabungan dari Polres Klaten, Polres Solo di kawasan Prambanan. Pjs Ketua The Maident Hari Santosa mengaku kecewa rombongannya tidak diperbolehkan masuk Solo.
”Padahal Rabu (4/7) lalu kami sudah berkomunikasi dengan panpel, dan mereka pun mengizinkan kami datang ke solo,” ujarnya.
Setelah tidak diperbolehkan masuk Kota Solo, rombongan The Maident akhirnya berkumpul di Balaikota Jogja. Tidak diperbolehkannya suporter memasuki Solo tersebut disebabkan adanya informasi salah satu orang yang ditengarai seorang suporter harus dirawat di RS Kasih Ibu Solo lantaran diserang oleh seseorang yang belum diketahui identitasnya
Direktur PSIM Yoyok Setiawan mengatakan bahwa, demi menghindari jatuhnya korban,memang lebih baik suporter Jogja tidak masuk Solo.”Seperti yang dibilang walikota, mendukung tidak harus datang ke lapangan.”
Striker Persita Leo Veron memupus keinginan PSIM untuk lolos ke kasta tertinggi kompetisi sepak bola di menit-31. Meski kalah PSIM masih berpeluang untuk lolos ke ISL. Jika ingin berlaga di ISL tanpa harus melalui playoff, Nova Zaenal dkk mutlak harus memenangkan pertandingan Persepam Pamekasan yang di babak semifinal dikalahkan oleh Barito Putera dengan skor 0-2, pada Minggu (8/7).
Asisten pelatih PSIM Maman Durahman mengakui pemain Persita memang tampil lebih baik dari PSIM. Namun, ia tidak memungkiri, cedera pemain memang benar-benar menjadi kendala pihaknya untuk memaksimalkan beberapa pemain pilarnya. ”Bayangkan, tiga pemain asing kami, semuanya dalam keadaan cedera,” ujarnya.
Adapun pelatih Persita Tangerang Elly Idris mengatakan, untuk menghadapi Barito di final, kemungkinan ia tetap akan memaksakan striker gaek asal Cile Christian Carrasco. ”Memang, dia [Carrasco] masih cedera dalam pertandingan tadi. Bahkan nanti di final pun kami tetap akan sedikit memaksa untuk memainkannya,” ujarnya.
Menurutnya, babak final Divisi Utama Liga Indonesia tahun ini benar-benar mengacu pada pertandingan babak penyisihan. Baik timnya maupun Barito, saat babak penyisihan memang tampil dengan menjadi juara di masing-masing grupnya.”Dan kini, kami bertemu di final. Ini menjadi final ideal,” pungkasnya.
Di sisi lain, sebanyak 600 orang suporter PSIM, yang berasal dari kelompok The Maident harus gigit jari seusai dipulangkan oleh petugas kemanan yang merupakan gabungan dari Polres Klaten, Polres Solo di kawasan Prambanan. Pjs Ketua The Maident Hari Santosa mengaku kecewa rombongannya tidak diperbolehkan masuk Solo.
”Padahal Rabu (4/7) lalu kami sudah berkomunikasi dengan panpel, dan mereka pun mengizinkan kami datang ke solo,” ujarnya.
Setelah tidak diperbolehkan masuk Kota Solo, rombongan The Maident akhirnya berkumpul di Balaikota Jogja. Tidak diperbolehkannya suporter memasuki Solo tersebut disebabkan adanya informasi salah satu orang yang ditengarai seorang suporter harus dirawat di RS Kasih Ibu Solo lantaran diserang oleh seseorang yang belum diketahui identitasnya
Direktur PSIM Yoyok Setiawan mengatakan bahwa, demi menghindari jatuhnya korban,memang lebih baik suporter Jogja tidak masuk Solo.”Seperti yang dibilang walikota, mendukung tidak harus datang ke lapangan.”
Comments :
Posting Komentar