PSSI Happy Ending ?

GEJOLAK Jagad persepakbolaan Indonesia belum juga berakhir. Tak hanya konflik di tubuh PSSI. Prestasi Timnas PSSI pun sangat memprihatinkan, bahkan mengundang cacian. Tak hanya rekor kalah telak 0-10 dari Bahrain di ajang Pra Piala Dunia. Indonesia juga tumbang di tangan tim yang dianggap anak bawang level Asia Tenggara, Brunei di final Piala Sultan Hanasah Bolkiah.

Bahkan kabar memprihatinkan berhembus dari kubu suporter. Pekan lalu, 5 suporter Persebaya tewas akibat jatuh dari atap gerbong kereta barang. Pada 22 Februari, bus milik Pemkab Banyumas yang membawa rombongan Pramuka, diserang sekelompok suporter Persibangga Purbalingga.

Akibat PSSI dhedel duwel, pemerintah menghentikan kucuran dana ke PSSI. Padahal, tahun ini PSSI mengajukan proposal pembinaan senilai Rp 40 miliar ke pemerintah melalui Kemengpora. Distopnya anggaran pemerintah tak membuat pengurus PSSI kelabakan. Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husein mengungkap, ada beberapa pengusaha peduli ikut membantu PSSI. Salah satunya Arifin Panigoro yang siap mengucurkan dana talangan untuk PSSI selama dana dari pemerintah dihentikan.

Di sisi lain, PSSI dan Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI), sedang bersiap menggelar kongres 18 Maret. PSSI memilih lokasi Palangkaraya untuk berkongres. Sedangkan KPSI menggelar kongres yang dikalim bakal berkembang menjadi ajang Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Jakarta.

Menyikapi kisruh PSSI yang belum juga ketemu jalan keluar, ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tono Suratman mempersilahkan Kongres Luar Biasa PSSI digelar untuk menyelesaikan konflik.

Sebelumnya KONI berupaya melakukan rekonsiliasi kisruh di PSSI dengan mempertemukan dua tokoh yang dianggap berseteru, yaitu Djohar Arifin Husin dan Nirwan Dermawan Bakrie yang merupakan mantan pengurus PSSI dan pemilik klub Pelita Jaya. Tapi upaya rekonsiliasi gagal. Padahal, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng meminta kisruh PSSI agar dapat diselesaikan dengan mediasi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

"Pemerintah belum turun tangan. Tidak boleh sedikit-sedikit turun tangan. Lagipula FIFA tidak suka pemerintah turun tangan," tuturnya.

Mantan Ketum PSSI Nurdin Halid menegaskan, KLB satu-satunya jalan menuntaskan masalah yang tak kunjung selesai di tubuh PSSI. "KLB bisa sebagai wadah melakukan evaluasi. Jadi jangan sampai menyalah artikan KLB. Kongres Luar Biasa, bukan menurunkan apalagi menggulingkan Ketua Umum PSSI. Namun sebagai wadah mencari solusi terhadap masalah yang ada di tubuh PSSI," ungkap Nurdin.

Sebagai manatan Ketua Umum PSSI yang digulingkan, Nurdin mengaku sangat sedih melihat perkembangan PSSI saat ini. Semula dirinya berharap setelah dirinya digulingkan, pengurus baru bisa bekerja lebih baik. Kenyataannya justru terbalik, PSSI justru jeblog.

Semua berharap, 18 Maret menjadi momentum berakhirnya problem PSSI, serta titik kebangkitan kembali persepakbolaan nasional. Minggu Pagi


Related Posts by Categories



Comments :

0 komentar to “PSSI Happy Ending ?”

Posting Komentar