Sanksi PSIM Cacat Hukum

YOGYA (KR) - Sanksi yang dijatuhkan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI kepada PSIM Yogyakarta karena mengikuti Kompetisi Divisi Utama yang diselenggarakan PT Liga Indonesia dinilai cacat hukum. Sebab, pertimbangan Komdis dalam menjatuhkan sanksi ini bertentangan dengan statuta PSSI dan hasil Konggres PSSI di Bali.

"Kongres di Bali jelas menyebutkan, jika pentyelenggara Kompetisi adalah PT Liga Indonesia. Mengambil alih penyelenggara Kompetisi harus melalui kongres. Tidak bisa hanya diputuskan Ketua Umum PSSI bersama satu atau dua anggota Exco saja," tandas mantan anggota Komdis dan Kmisi Banding (Komding) PSSI, Triyandi Mulkhan SH MM kepada KR, Jum'at (23/12) kemarin.

Triyandi juga mempertanyakan salah satu butir pertimbangan Komdis yang menyebutkan PSIM telah merugikan PSSI, PT LPIS dan klub sepakbola profesional peserta Indonesia Premier League (IPL) 2011-2012 lainnya serta mitra bisnis PSSI sebagaimana diatur dalam statuta PSSI. "Ini statuta PSSI yang mana. Apakah pengurus PSSI telah melakukan perubahan statuta sendiri. Tentu itu tidak benar karena statuta juga hanya bisa diubah lewat kongres, tidak bisa diubah seenaknya sendiri," tegasnya.

Mantan Ketua Panpel dan Manajer PSIM itu juga mempertanyakan belum dijatuhkannya sanksi bagi Persipura Jayapura. Padahal klub ISL lainnya sudah dijatuhkan hukuman. "Ada ketakutan di Komdis dalam menjatuhkan sanksi. Jelas ini mnyalahi fungsi Komdis mewujudkan dan memelihara suasana tunduk dan patuh pada keputusan - keputusan, peraturan- peraturan dan ketentuan - ketentuan PSSI berpedoman pada AFC dan FIFA", terangnya.

Triyandi yakin jika Komding PSSI konsisten dengan peraturan dan statuta PSSI yang berlaku, maka PSIM akan lepas dari sanksi itu. Triyandi pun minta kepada Djohar Arifin Husin untuk mundur dari jabatan Ketum PSSI.

"Mereka orang - orang yang tidak tau sepakbola tapi sedang berkuasa. Lebih baik mundur sajalah daripada sepakbola Indonesia semakin karut marut'" ujarnya.

Direktur Utama PT PSIM Jogja, Yoyok Setiawan SE menegaskan, sanksi itu tidak akan mempengaruhi konsentrasi PSIM dalam mengikuti Kompetisi Divisi Utam PT LI. "PSIM tetap fokus mempersiapkan tim guna menghadapi pertandingan berikutnya," kata dia.

PSIM, lanjut Yoyok, juga tidak terpengaruh dengan surat peringatan FIFA ke PSSI yang menyebutkan ISL ilegal. Karena surat itu dikeluarkan hanya berdasar laporan sepihak dari PSSI yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. "Kami akan tetap malanjutkan Kompetisi sampai selesai", tandasnya.

Sebagai rangkaian persiapan menghadapi laga berikutnya, PSIM menggelar ujicoba melawan Tunas Jogja di Stadion Mandala Krida, kemarin sore. PSIM hanya mampu menang tipis 1-0 lewat gol Wisnu Raharjo menit 70.

Sedangkan untuk turnamen yang melibatkan empat tim, menurut Yoyok akan dilaksanakan pada 27 dan 29 Desember di Stadion Mandala krida Yogya.

Rencana semula turnamen ini diikuti PSIM, Persitara Jakarta Utara, Barito Putra dan Persibas Banyumas. Namun karena ada sejumlah klub yang berminat ikut, maka pesertanya kemungkinan berubah.

Semula turnamen direncanakan 26 dan 28 Desember. Namun sesuai izin yang diberikan pihak kepolisian, diubah menjadi 27 dan 28 Desember. Setiap hari menggelar dua pertandingan, sore dan malam hari. "tanggal 28 Desember bersamaan dengan pembukaan Sekaten, sehingga izin yang diberikan untuk penyelenggaraan turnamen tanggal 27 dan 29 Desember," jelasnya. (JANU RIYANTO)



Related Posts by Categories



Comments :

0 komentar to “Sanksi PSIM Cacat Hukum”

Posting Komentar